Hubungan Densus 88 dalam Penangkapan Pelajar di Malang dan Terduga Teroris di Jakarta Barat

by -52 Views

Kamis, 8 Agustus 2024 – 17:05 WIB

Jakarta, VIVA – Dua terduga teroris yang ditangkap di Jakarta Barat, disebut tidak terkait dengan terduga teroris pelajar berinisial HOK di Malang, Jawa Timur. Meskipun, keduanya merupakan pendukung/simpatisan Daulah Islamiyah atau ISIS.

“Tidak ada hubungan antara tersangka HOK dan RJ-AM,” kata Juru Bicara Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Polisi Aswin Siregar pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Walau tidak saling terkait, keduanya sama-sama terpapar atau teradikalisasi propaganda melalui internet dan grup media sosial. Namun, dengan sumber yang berbeda.

“Perbedaannya adalah bahwa dua orang ini (RJ dan AM) sengaja mengunggah dukungan. Jadi yang bersangkutan bukan hanya menjadi simpatisan, tapi juga aktif menyebarkan propaganda dukungan terhadap Islamic State atau Daulah Islamiyah tersebut. Jadi, termasuk media sosial grup dan situs web yang diakses juga berbeda. Ini menunjukkan bahwa banyak grup seperti ini mencoba merekrut tanpa pertemuan fisik,” kata dia.

Sebelumnya dilaporkan, dua terduga teroris yang terafiliasi dengan Daulah Islamiyah atau ISIS, kembali ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

Mereka ditangkap di Jakarta Barat pada Rabu, 7 Agustus 2024 kemarin. Hal itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Densus 88, Komisaris Besar Polisi Aswin Siregar.

Untuk diketahui, HOK yang diduga merupakan jaringan teroris dicokok oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Jalan Langsep, Batu, Malang, Jawa Timur.

“Pada hari Rabu, tanggal 31 Juli 2024 pukul 19.15 WIB, telah diamankan satu tersangka yakni HOK di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Jawa Timur,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko pada Kamis, 1 Agustus 2024.

Mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya ini menyebut, dari hasil pemeriksaan, HOK ternyata berencana melakukan penyerangan dengan bahan peledak.

“Tersangka berdasarkan hasil penyelidikan diketahui berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis TATP (Triaceton Triperoxide),” ujar dia.