Yusril Ungkap Cawapres Prabowo Sebenarnya Sudah Mengerucut, Tetapi Muncul Nama Gibran, Khofifah, Muhadjir

by -145 Views

JAKARTA, – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, kandidat cawapres Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebenarnya sudah mengerucut ke tiga nama.

Tiga nama tersebut yaitu Yusril, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

“Ya memang (saya) sudah diusulkan di depan, dan sudah diketahui di koalisi dan dipublikasikan di media. Di koalisi itu tinggal 3 nama waktu itu,” ujar Yusril saat ditemui di Senopati, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Yusril menyampaikan, kandidat cawapres Prabowo tersisa 3 orang karena Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) keluar dari Koalisi Indonesia Maju.

Namun, tiba-tiba, kandidat cawapres Prabowo bertambah.

Dia menyebut nama putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menko PMK Muhadjir Effendy yang tiba-tiba muncul.

“Lalu muncul Gibran, Khofifah, lalu muncul Muhadjir Effendy. Mulanya ya tinggal 3 itu saja antara Airlangga, Erick, dan saya. Karena Cak Imin sudah keluar koalisi,” ucap dia.

Kemudian, Yusril menceritakan momen Partai Demokrat mengetuk pintu Koalisi Indonesia Maju setelah merasa dikhianati oleh Anies Baswedan.

Yusril mengatakan, Prabowo bertanya kepada dirinya, apakah mereka harus menerima Demokrat atau tidak.

Yusril pun meminta Demokrat tahu diri jika dibiarkan bergabung ke koalisi pendukung Prabowo.

“Pada waktu mau masuk, Demokrat waktu itu, kita memang ngobrol-ngobrol, ketawa-ketawa, Demokrat bagaimana, ya mau gabung. Saya tanya Pak Prabowo, dia bilang, ‘Sekjen sudah ketemu AHY dan Pak SBY sudah bicara sama saya. Pak Yusril bagaimana, kita terima?’. Ya kalau kita terima ya posisinya tahu diri lah,” ucap Yusril.

Maka dari itu, Demokrat tidak ngotot mencalonkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres di koalisi Prabowo.

Yusril mengatakan, Demokrat tidak memiliki bargaining apa pun saat itu. Sebab, semua sudah terpenuhi di Koalisi Indonesia Maju, meski tanpa Demokrat bergabung sekalipun.

“Makanya Demokrat tidak minta AHY jadi wapres. Ya posisinya kan bargaining posisinya kan sudah lemah, karena dia terakhir masuk, dan sudah 20 persen cukup. Mau bagaimana? Sendiri enggak bisa kan? Gabung PDI-P? Ya paling mungkin gabung Prabowo,” ucap Yusril.