Erupsi Gunung Marapi: 24 Pendaki Tewas dalam Bencana Alam

by -119 Views

Gunung Marapi yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi pada Sabtu, 7 Januari 2023, sekitar pukul 06.11 WIB. Seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Api Marapi mencatat, ketinggian kolom abu vulkanik mencapai 300 meter dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasi sekitar 45 detik. Akibat erupsi ini, sebanyak 40 pendaki dievakuasi dari area cadas dan puncak Marapi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat selaku pengelola terpaksa menutup semua akses pintu masuk pendakian Marapi hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Setelah ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA), pada tanggal 24 Juli 2023 reaktivasi jalur pendakian sekaligus peluncuran sistem pendakian booking online TWA Marapi diresmikan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy. Sistem booking online ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, diharapkan mampu merapikan data pendaki yang masuk melalui dari tiga pintu masuk, yaitu Batu Palano, Koto Baru, dan Aia Angek.

Pada 3 Desember 2023, pukul 14.54 WIB, Gunung Marapi kembali mengalami erupsi dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi kurang lebih 4 menit 41 detik. Sejak tahun 2011, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamat Gunung Api Marapi sudah mengeluarkan rekomendasi. Status Marapi berada pada level II (Waspada) dengan instruksi agar masyarakat di sekitar Gunung api Marapi dan pengunjung atau wisatawan, tidak diperbolehkan mendekati radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.

Peristiwa erupsi Marapi mengakibatkan penutupan akses pendakian di empat gunung yang menjadi wewenang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatra Barat, yaitu Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Tandikek, dan Gunung Sago. Plh Kepala Balai BKSDA Sumbar, Dian Indriati mengatakan bahwa penutupan akses pendakian berkaitan dengan antisipasi dampak erupsi Gunung Marapi dan untuk mengantisipasi pendakian pada pergantian tahun. Dia juga menegaskan bahwa BKSDA Sumbar tidak akan bertanggungjawab terhadap keselamatan para pendaki yang tetap nekat melakukan pendakian di keempat gunung tersebut. Tidak dapat dipastikan kapan akses pendakian akan dibuka kembali. PVMBG terus berkoordinasi dengan BKSDA untuk memantau aktivitas gunung.