Aroma tubuh seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari gen dan hormon hingga pola makan sehari-hari. Menariknya, makanan yang kita konsumsi tidak hanya menentukan bau tubuh, tetapi juga bagaimana orang lain mempersepsikan kita. Di dalam tubuh, makanan memengaruhi aroma tubuh melalui dua jalur utama, yaitu perut dan kulit. Ketika makanan masuk ke dalam tubuh, bakteri di usus mulai bekerja, menghasilkan molekul gas yang kemudian keluar melalui napas dan keringat.
Sayuran seperti brokoli, kol, dan kembang kol mengandung senyawa sulfur yang ketika bertemu bakteri di kulit, bisa membuat keringat berbau tidak sedap. Begitu juga dengan bawang putih dan bawang bombai, kedua bahan dapur ini juga menghasilkan senyawa yang membuat bau tubuh cukup menusuk. Selain itu, asparagus juga mengandung senyawa yang bisa memberikan karakteristik aroma tertentu pada tubuh.
Daging dan ikan juga punya peran dalam aroma tubuh seseorang. Saat protein hewani dicerna, tubuh memecahnya menjadi senyawa yang kemudian bertemu dengan bakteri kulit. Daging dan ikan mengandung senyawa tertentu yang bisa meninggalkan jejak aroma unik. Saat alkohol atau kopi dikonsumsi, senyawa dari minuman tersebut juga berperan dalam aroma tubuh. Alkohol misalnya, bisa menyebabkan bau basi pada tubuh, sementara kafein dari kopi dan teh menyebabkan produksi keringat yang bisa menambah karakteristik aroma tubuh seseorang.
Penting untuk diingat bahwa aroma tubuh adalah hasil dari berbagai faktor dan sulit untuk dipisahkan dari isyarat sosial lainnya, seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh. Meskipun demikian, pemilihan makanan sehari-hari bisa memberikan dampak pada bau tubuh kita. Dengan kesadaran akan hubungan antara pola makan dan aroma tubuh, kita dapat menjaga kesehatan kulit dan memancarkan aroma tubuh yang menyenangkan bagi lingkungan sekitar. Sehingga, menjaga keseimbangan dalam pola makan dapat membantu menciptakan aroma tubuh yang lebih menarik dan menyegarkan.
