Formula 1 menghadapi tantangan kompleks di era modern dengan berbagai sistem dan alur kerja yang didorong oleh kecerdasan buatan, meningkatkan penggunaan kunci, token, dan kata sandi yang membuat rentan terhadap penyalahgunaan. Untuk mengatasi hal ini, Oracle Red Bull Racing telah membangun budaya yang fokus pada pengendalian informasi dan mengimplementasikan perangkat lunak untuk meningkatkan keamanan akses. Mark Hazelton, kepala keamanan Oracle Red Bull Racing, menekankan pentingnya perlindungan informasi dalam episode kedua podcast “Securing the Win”, di mana ia berbicara tentang ancaman spionase dan perlindungan data.
Ancaman spionase menjadi sorotan pada tahun 2007 ketika sebuah tim pesaing ditemukan bersalah atas penyalahgunaan kekayaan intelektual tim lain. Hal ini mengakibatkan denda sebesar 100 juta dolar AS, yang menjadi denda finansial terbesar dalam sejarah. Hazelton memperingatkan tentang dampak dari pencurian IP dan kehilangan informasi penting yang dapat mempengaruhi kinerja tim.
Peran Hazelton dalam tim telah berkembang seiring waktu, di mana sekarang ia harus melindungi tim dari berbagai ancaman seperti ransomware, malware, dan serangan phishing. Fokus tim saat ini adalah mengurangi gesekan dalam akses dan penggunaan kata sandi untuk memastikan keamanan data dan kinerja maksimal.
Oracle Red Bull Racing juga menggunakan 1Password untuk mengelola login yang efisien dan memastikan rahasia pengembang tetap terjaga. Hazelton juga memberikan pandangan terhadap peran AI dan komputasi kuantum dalam keamanan data di masa depan. Dengan menggunakan teknologi canggih ini, tim dapat terus melindungi dan mengoptimalkan penggunaan data yang berharga.
Secara keseluruhan, Oracle Red Bull Racing menghadapi tantangan keamanan data dengan serius dan terus berinovasi untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Melalui penggunaan teknologi dan praktik keamanan yang canggih, tim berusaha untuk mempertahankan posisinya dalam dunia balap Formula 1 yang kompetitif.
