Belum lama ini, dunia jurnalisme dihebohkan dengan kasus yang menimpa seorang Pemimpin Redaksi dan Ketua Lembaga resmi negara, Nurjali. Media online menerbitkan berita tanpa konfirmasi serta verifikasi yang menyudutkan Nurjali. Investigasi jurnalisme adalah bentuk jurnalisme mendalam untuk mengungkap informasi tersembunyi terkait dengan kejahatan atau ketidakadilan yang merugikan publik. Pada kasus Nurjali, kasus dugaan penyaluran BBM subsidi menjadi sorotan utama dalam peliputan investigatif yang dilakukan bersama wartawan lainnya. Media-media ternama ikut memantik sensasi dengan memberitakan tuduhan tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa jurnalisme yang seharusnya berfokus pada kebenaran dan keadilan bisa terbalik arahnya jika tanpa rasa tanggung jawab. Nurjali mengungkapkan bahwa kasus ini bukan hanya mengenai dirinya sendiri, namun juga mencoreng nama baik profesi jurnalis secara keseluruhan. Tuntutan agar media yang melakukan fitnah harus ralat dan minta maaf terbuka menjadi langkah yang akan diambil oleh Nurjali. Pesan terakhir yang disampaikan adalah pentingnya melindungi kebenaran sebagai tanggung jawab bersama, bukan sebagai alat untuk mencemarkan nama baik seseorang. Semua ini menegaskan urgensi untuk menjunjung tinggi etika dan keberanian dalam menyampaikan informasi khususnya dalam dunia jurnalisme.
Investigasi Peristiwa Nurjali Pimpinan Redaksi – Kalbar
