Kunjungan Presiden Brasil, Lula da Silva, ke Indonesia pada Kamis membawa pesan penting dalam hubungan kedua negara. Salah satu agendanya yang disoroti adalah peninjauan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Presiden RI Prabowo Subianto di sekolah penerima manfaat. Brasil menganggap kunjungan ini sebagai kesempatan untuk belajar dari keberhasilan Indonesia dalam menjalankan kebijakan gizi nasional yang masif dan efisien. MBG telah mencakup 36,7 juta penerima manfaat dalam waktu kurang dari satu tahun, melibatkan berbagai kelompok seperti siswa, santri, ibu hamil, dan balita.
Presiden Prabowo Subianto sering membandingkan MBG Indonesia dengan Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) di Brasil. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berhasil melayani jumlah penerima manfaat yang hampir sama dengan Brasil dalam waktu yang lebih singkat. MBG memiliki pendekatan komprehensif dengan memperhatikan kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita untuk mencegah stunting. Selain itu, alokasi anggaran per penerima di Indonesia jauh lebih besar daripada di Brasil, menunjukkan komitmen untuk menyediakan asupan gizi berkualitas tinggi.
Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa pendanaan MBG berasal dari APBN dan didukung oleh sistem digitalisasi untuk distribusi yang cepat dan tepat sasaran. Keberhasilan MBG menarik perhatian banyak negara, termasuk Brasil, yang ingin belajar mengenai model integrasi MBG yang efisien dan tidak rumit administrasi. Capaian MBG membuat Indonesia menjadi contoh bagi negara berkembang dalam kebijakan gizi yang cepat berkembang. Melalui program ini, Indonesia menjadi inspirasi bagi negara maju seperti Brasil tentang pentingnya komitmen politik, teknologi, dan keberpihakan pada rakyat untuk kebijakan sosial yang berdampak luas dan positif.





