Indonesia semakin dekat dengan pencapaian cita-cita memiliki kapal induk setelah munculnya kabar mengenai kemungkinan akuisisi ITS Giuseppe Garibaldi (C551) dari Italia. Namun, untuk bisa mengakuisisi kapal induk tersebut, Indonesia harus membeli dalam satu paket lengkap bersama dengan 30 jet tempur ringan AV-8B Harrier II. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh media pertahanan internasional, Janes, yang menyebut kesepakatan tersebut datang dari Angkatan Laut Italia. Jika kesepakatan ini terealisasi, maka Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kapal induk dan mengoperasikan jet tempur STOVL, yang bisa lepas landas pendek dan mendarat vertikal. Ini menjadi langkah yang penting dalam memperkuat kekuatan pertahanan Indonesia.
Rencana untuk membeli kapal induk bukanlah hal baru, wacana ini sudah ada sejak tahun 2015, namun kali ini terlihat lebih serius. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, menegaskan bahwa pengadaan kapal induk tengah dipertimbangkan untuk mendukung operasi militer selain perang. Salah satu yang diprioritaskan dalam pengadaan alutsista adalah kapal induk karena dianggap penting untuk operasi kemanusiaan, termasuk pengiriman bantuan bencana secara cepat dan massif. Syarat dari Italia untuk membeli kapal induk bersama dengan jet tempur AV-8B Harrier II menjadi perhatian besar. Pesawat jet tempur ini memiliki kemampuan unik lepas landas pendek dan mendarat vertikal, dan telah menjadi salah satu andalan di beberapa negara.
Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Italia semakin intens dengan akuisisi sebelumnya seperti dua fregat kelas PPA. Namun, pembahasan antara Indonesia dan Italia terkait pengadaan kapal induk dan 30 jet tempur Harrier II masih memerlukan perpanjangan waktu mengingat biaya, pelatihan, dan kesiapan infrastruktur yang diperlukan. Meskipun begitu, langkah ini diharapkan dapat memperkuat pertahanan Indonesia serta meningkatkan kemampuan operasional Angkatan Laut Indonesia.
