Penyelamatan pendaki asal Brasil yang terjatuh di tebing ekstrem Gunung Rinjani masih berlangsung dengan intensitas hambatan seperti medan terjal dan cuaca buruk. Korban terakhir terpantau tersangkut di dinding batu pada kedalaman 500 meter, namun evakuasi masih belum berhasil dilakukan hingga saat ini. Tim penyelamat berusaha keras untuk mencapai titik korban dengan menghadapi tantangan medan vertikal ekstrem dan cuaca yang tidak mendukung.
Operasi penyelamatan ini dianggap sebagai misi kemanusiaan dengan risiko tinggi. Dua personel rescue bahkan mencoba memasang anchor tambahan namun menghadapi halangan besar. Kemudian, teknik climbing vertikal menjadi satu-satunya pilihan namun terhenti sementara karena kabut tebal dan angin kencang.
Keluarga korban tiba di lokasi dan meminta percepatan evakuasi. Kapolsek Sembalun dan pihak Taman Nasional Gunung Rinjani berkoordinasi untuk mengevaluasi situasi. Gubernur NTB pun mendorong penggunaan helikopter untuk evakuasi udara, tetapi keputusan tergantung pada kondisi cuaca dan teknis pesawat.
Tim SAR gabungan terus siaga penuh meski evakuasi belum berhasil dilakukan. Evakuasi masih melibatkan personel dari berbagai lembaga seperti Taman Nasional Gunung Rinjani, Kantor SAR Mataram, BPBD Lombok Timur, dan berbagai relawan. Proses evakuasi menghadapi tantangan berat seperti medan ekstrem dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Semua upaya dilakukan dengan harapan korban dapat dievakuasi secepat mungkin.
