Pada akhir Mei lalu, kapal penangkap ikan berbendera Indonesia, KM. Facific Memory II, mengalami kecelakaan tragis di perairan utara Berakit, Batam, Kepulauan Riau. Kejadian tersebut terjadi saat kapal ini ditabrak oleh kapal tanker asing berbendera Hong Kong, Cosco Development. Tanpa memberikan pertolongan, kapal tanker asing langsung kabur setelah menabrak KM. Facific Memory II, yang tenggelam bersama 30 awaknya. Para anak buah kapal (ABK) mengalami trauma mendalam akibat kecelakaan tersebut dan tanpa adanya pertolongan langsung dari pihak penabrak.
Hermawan, pemilik KM. Facific Memory II, menceritakan bahwa kapalnya sedang menangkap ikan ketika tiba-tiba ditabrak oleh kapal tanker Cosco Development. Meskipun ABK berhasil dievakuasi hidup-hidup, beberapa di antaranya mengalami luka serius dan saat ini masih dalam perawatan intensif. Tim gabungan dari berbagai instansi dan negara berhasil melakukan evakuasi ABK ke kapal Andros Spirit setelah kejadian tragis tersebut.
Hermawan bersama kuasa hukumnya berencana untuk menuntut keadilan dalam proses hukum. Mereka akan menggugat nakhoda dan pemilik kapal Cosco Development baik secara pidana maupun perdata. Perlindungan hukum yang nyata bagi nelayan Indonesia menjadi sorotan setelah kejadian ini. Insiden tragis ini menunjukkan perlunya peningkatan pengawasan kedaulatan maritim Indonesia dan kerjasama regional yang lebih kuat untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
