Ducati meraih kemenangan ke-23 berturut-turut di MotoGP, mengalahkan rekor Honda dengan 22 kemenangan tahun 1990-an. Namun, Johann Zarco, 34 tahun, memiliki rencana lain. Zarco, pembalap LCR tertua di grid, mengejutkan dengan strategi cerdasnya dalam balapan hujan yang berantakan di hadapan orang tuanya di sirkuit. Dengan menghindari bukan satu, tetapi dua Long Lap Penalty, Zarco memimpin dengan keunggulan lebih dari 10 detik dari Marc Marquez di posisi kedua.
FermÃn Aldeguer menyusul di posisi ketiga, 26 detik di belakang Zarco. Yang menarik, pembalap rookie Gresini ini mampu mengulangi kesuksesan pertamanya saat finis ketiga setelah balapan yang rumit. Sementara Pedro Acosta harus puas di posisi keempat, Maverick Vinales dan Takkaki Nakagami menutup lima besar.
Balapan dipenuhi drama dengan hujan yang turun saat balapan dimulai. Flag to flag serta pergantian motor menjadi bagian dari protokol balapan. Quartararo, Marc Marquez, Aleix dan Alex Marquez, serta beberapa pembalap lainnya harus menjalani Long Lap Penalty karena pergantian motor mereka. Kecelakaan pun melanda dalam balapan tersebut, dengan beberapa pembalap harus masuk pit untuk mengganti motornya.
Zarco melaju dengan stabil hingga menyelesaikan balapan dengan jarak yang signifikan dari para pesaingnya. Dengan strategi yang matang, Zarco berhasil mengalahkan Marquez dan Aldeguer. Sementara itu, banyak kecelakaan dan insiden memengaruhi posisi para pembalap, dengan Miguel Oliveira menjadi salah satu korban.
Dengan demikian, balapan MotoGP Prancis menandai kemenangan penting bagi Zarco dan timnya. Balapan yang penuh dengan hujan, pergantian motor, dan Long Lap Penalty menjadikan balapan ini menarik dan dramatis hingga akhir. Itu merupakan penampilan impresif dari para pembalap yang mampu mengatasi tantangan di lintasan Le Mans.