Warga Negara Jadi Kelinci Percobaan: Regulasi Belum Sepenuhnya Siap

by -22 Views

DPR melalui Komisi I DPR menyoroti praktik scan pemindaian biometrik iris mata warga Indonesia oleh proyek Worldcoin/World ID yang dijalankan entitas asing. Praktik ini dianggap sebagai jebakan kolonialisme data baru. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia, mengungkapkan kekhawatiran terkait hal ini. Menurutnya, warga Indonesia terbeli dengan imbalan uang tunai untuk menyerahkan data pribadi yang sangat sensitif dalam pertukaran digital. Scan iris mata ini dinilainya dapat menjebak bangsa Indonesia dalam kolonialisme data baru.

Farah juga menyebut proyek World ID yang dijalankan oleh Tools for Humanity, perusahaan berbasis di San Francisco dan Berlin, bekerja sama dengan mitra lokal di Indonesia. Mereka menggunakan alat pemindai canggih bernama Orb dan aktif di 29 lokasi di Indonesia untuk mengumpulkan data iris mata dan informasi pribadi lainnya dari masyarakat. Farah mengutip laporan investigatif MIT Technology Review yang menyebut bahwa Worldcoin dituduh menggunakan metode manipulatif di negara-negara berkembang untuk mengumpulkan data, termasuk iris mata, email, dan nomor telepon.

Farah menekankan bahwa regulasi di Indonesia belum siap untuk menghadapi ancaman ini, sementara data warga Indonesia telah terlanjur dikumpulkan. Dia memperingatkan bahwa data biometrik tidak dapat diubah seperti password dan jika bocor dapat membuka celah bagi kejahatan siber. Kejahatan siber ini termasuk pencurian identitas, manipulasi pengenalan wajah, dan pengintaian massal. Farah secara positif merespons langkah Kementerian Komunikasi dan Digital yang membekukan sementara izin operasi Worldcoin di Indonesia serta memanggil operator lokal untuk dimintai klarifikasi.

Farah menegaskan bahwa negara harus hadir sebagai pelindung hak digital warganya dan ia berkomitmen untuk terus mengawasi keberadaan proyek teknologi asing yang tidak transparan. Ia juga mendorong penguatan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi agar Indonesia tidak terus menjadi “lumbung data” oleh kekuatan global. Bahwa ini bukan hanya masalah teknologi, tetapi juga masalah kedaulatan, martabat, dan masa depan bangsa. Jadi, penting untuk tidak biarkan data iris mata warga dijual murah dan dikendalikan oleh pihak asing di pasar data global.

Source link