Udara Kotor Membayangi Perlombaan F1 2025

by -10 Views

Grand Prix Jepang tidak akan disebut sebagai salah satu balapan klasik Formula 1 sepanjang masa karena degradasi ban yang rendah membuat sebagian besar peserta keluar dari lintasan saat bendera start dikibarkan. Kurangnya kesempatan untuk menyalip selama balapan juga menjadi catatan penting.

Suzuka telah mengungkapkan bahwa mendekat hingga satu detik dari mobil di depan sangatlah sulit. Faktor kesulitan menyalip di lintasan ini, terutama di Tikungan 1, diapresiasi di masa modern ini. Selain itu, masalah udara kotor makin meningkat, membuat mobil-mobil generasi F1 saat ini sulit untuk meraih posisi salip.

Diketahui bahwa mobil F1 memerlukan aero yang ‘bersih’ dan laminar sehingga turbulensi yang acak sangat sulit untuk dimodelkan. Peraturan terbaru tahun 2021 dimaksudkan untuk mengurangi downforce saat mobil berada di belakang, menghasilkan penurunan performa akibat mengikuti mobil di depan yang lebih disempurnakan.

Penyebab lain sulitnya menyalip adalah kemajuan peraturan masa kini yang diikuti dengan menemukannya celah-celah baru untuk meraih kinerja. Tim-tim F1 telah mengembangkan aerodinamika pada elemen-elemen seperti sayap depan, sayap belakang, dan tepi lantai untuk meningkatkan performa mobil mereka yang menyebabkan makin tingginya tingkat turbulensi dan mobilitas mobil bergerak.

Andrea Stella, kepala tim McLaren, merinci kendala yang ditimbulkan karena perkembangan aerodinamika pada mobil F1 saat ini. Terdapat harapan bahwa masalah kesulitan menyalip dapat teratasi dengan penanganan peraturan dan inovasi aktif yang disiapkan untuk tahun mendatang. Meskipun demikian, tantangan menyalip di lintasan yang rumit akan tetap ada, dan pengembanannya tidak akan berakhir seiring dengan terus berjalannya waktu.

Source link