Selama bulan Ramadan, Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menyoroti perilaku konsumtif masyarakat Muslim yang dinilainya berkontribusi pada kenaikan inflasi di daerah tersebut. Menurut Abdullah Vanath, konsumsi masyarakat meningkat secara signifikan selama bulan puasa, yang tidak hanya mempengaruhi permintaan barang dan jasa tetapi juga dapat menyebabkan inflasi jika tidak diawasi dengan baik. Gubernur Maluku telah memberikan perhatian serius terhadap fenomena ini setiap tahun, karena hal ini bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan harga di pasar.
Abdullah Vanath mengatakan bahwa masyarakat sering kali menghabiskan lebih banyak uang selama bulan Ramadan, meskipun belum menerima gaji atau pendapatan tambahan. Hal ini bisa berdampak pada meningkatnya inflasi jika tidak diawasi dengan ketat di 11 kabupaten/kota di wilayah tersebut. Meskipun ada pro dan kontra terhadap pernyataan Wakil Gubernur tersebut, namun beberapa pihak setuju bahwa lonjakan konsumsi selama Ramadan memang dapat memicu inflasi.
Sebaliknya, ada juga tokoh seperti Umar Hasibuan yang mengecam pernyataan tersebut, menilai bahwa cara penyampaiannya kurang bijak dan terkesan mendiskreditkan. Kritik keras juga datang dari Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), yang menilai pernyataan tersebut mengandung unsur SARA. Umar Hasibuan menyatakan bahwa komentar Wakil Gubernur Maluku tersebut tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik. Semua pihak diharapkan dapat berkomunikasi dengan lebih bijaksana dan penuh kehati-hatian dalam menyikapi isu-isu sensitif seperti ini.