Massimo Rivola, CEO Aprilia, secara tegas menegaskan bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh pembalap Spanyol dan bahwa RS-GP tidak mengalami masalah teknis. Namun, dia menaruh perhatian pada pemasok ban, yaitu Michelin. Rivola mengajukan pertanyaan kepada Michelin mengenai sejarah ban belakang, karena kekhawatirannya bahwa ban tersebut mungkin telah disimpan selama 11 bulan sebelum digunakan pada tes MotoGP di Malaysia.
Piero Taramasso, direktur Michelin, kemudian memberikan klarifikasi atas dugaan Rivola. Dia menjelaskan bahwa ban tersebut sebenarnya diproduksi untuk GP Belanda 2024, tetapi tidak digunakan saat balapan di Assen dan justru disimpan hingga dibawa ke Sepang. Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh Taramasso kepada media, termasuk Motorsport.com, bahwa kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh penurunan suhu ban yang signifikan.
Meskipun ada penjelasan yang diberikan oleh Michelin, pihak Aprilia tetap tidak sepenuhnya menerima klaim tersebut. Massimo Rivola kembali menegaskan bahwa ban harus bertanggung jawab atas insiden yang dialami oleh pembalap mereka, Jorge Martin. Ia juga menyatakan harapannya agar masalah ini dapat segera diselesaikan bersama-sama oleh tim-tim MotoGP.
Dalam perkembangan selanjutnya, Jorge Martin diharapkan dapat kembali beraksi pada tes di Thailand setelah pemulihan dari cedera tangan yang dideritanya. Hal ini juga berlaku untuk pembalap lain seperti Raul Fernandez dan Fabio Di Giannantonio. Sehingga, segala upaya dilakukan agar para pembalap dapat kembali berkompetisi dalam balapan MotoGP di Thailand tanpa hambatan.