Alasan Geisz Mengungkapkan Anies Baswedan Tidak Bersedia Maju dalam Pemilihan Gubernur Jabar

by -42 Views

Jakarta, VIVA – Anies Baswedan dipastikan tidak akan maju dalam Pilgub Jawa Barat 2024 setelah kabar muncul bahwa ia akan didukung oleh PDI Perjungan (PDIP) bersama Ono Surono. Juru Bicara Anies, Sahrin Hamid, telah menegaskan bahwa Anies telah memutuskan untuk tidak maju di Jawa Barat.

Para pendukung loyal yang juga dekat dengan Anies, Geisz Chalifah, memberikan penjelasan. Dia mengungkapkan alasan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak bersedia maju untuk bersaing merebut kursi Jabar 1.

Dia menjelaskan mengenai ketidakbersediaan Anies untuk maju di Jabar melalui postingannya di akun Facebook pribadinya. Tulisan tersebut kemudian dikirimkan ke VIVA dan Geisz mengizinkan untuk dikutip.

Geisz mengatakan bahwa Anies kembali maju dalam Pilgub Jakarta karena adanya aspirasi dari warga yang meminta agar ia maju. “Juga Dewan Pimpinan Wilayah Partai memiliki aspirasi yang sama. Yaitu PKB, Nasdem, PKS. Kemudian ketiga partai tersebut mendeklarasikan dukungan untuk Anies,” tulis Geisz dikutip pada Jumat, 30 Agustus 2024.

Dia juga menyebut adanya ‘operasi jahat’ terhadap tiga partai yang ingin mengusung Anies di Jakarta. Kemudian, dalam dinamikanya, tiga partai tersebut mundur dan mengubah haluannya serta tidak lagi ingin mengusung Anies.

Geisz juga mengungkap dukungan aspirasi dari DPD PDIP Jakarta agar Anies maju. Anies diproyeksikan maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta bersama kader PDIP Rano Karno.

Momen tersebut terlihat ketika DPD PDIP mengundang Anies untuk datang ke markas mereka pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Kemudian, pada malam Minggu, 25 Agustus 2024, elite PDIP mendatangi Anies di markasnya di Jakarta Selatan untuk menandatangani berkas.

Selanjutnya, pada Senin, 26 Agustus, Anies diminta hadir ke markas DPP PDIP untuk bertemu dengan Rano Karno karena ada rencana deklarasi. Menurut Geisz, Anies diminta hadir di gedung belakang DPP PDIP untuk bertemu dengan Rano Karno dan rekan-rekan PDIP.

Namun, mendadak terjadi ‘perubahan situasi’ yang kemudian menyebabkan penundaan. Kemudian, sore harinya terjadi perubahan nama. Yang kemudian diusung adalah Pramono Anung dan Rano Karno.

Geisz menjelaskan bahwa situasi di Jabar berbeda dengan Jakarta. Untuk Jakarta, Anies bersedia maju karena ada aspirasi dari warga maupun dari DPW dan DPD partai.

Namun, untuk Jawa Barat, tidak ada permintaan atau aspirasi dari warga atau DPW dan DPD partai di Jabar. Anies merasa tidak pantas menerima amanat tersebut secara moral karena tidak ada aspirasi dari warga Jabar.

Anies mengucapkan terima kasih atas permintaan tersebut. Namun, Anies tidak bersedia karena permintaan tersebut semata-mata berasal dari pilihan partai. Bahkan tidak pernah terdengar ada warga Jawa Barat yang meminta Anies maju di daerah tersebut atau ada aspirasi dari DPW partai.

Bagi Anies, secara moral dia tidak pantas menerima amanat tersebut karena bukan kehendak dari warga Jawa Barat. Anies juga berterima kasih kepada semua warga Jakarta yang telah berusaha semaksimal mungkin juga kepada semua partai yang pernah berusaha mendukungnya.

Perjuangan masih panjang. Kita semua tidak akan berhenti untuk melakukan kebaikan untuk negeri tercinta.