Selasa, 13 Agustus 2024 – 08:31 WIB
Jombang, VIVA – Puluhan kiai dan pengasuh pondok pesantren yang berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, meminta agar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) segera mengambil langkah strategis dalam upaya perbaikan PKB.
Baca Juga :
PKB Sebut Bakal Berkoalisi dengan Gerindra di Jakarta, Jabar dan Jateng
Pertemuan tersebut dipimpin tim Pansus PKB (tim bentukan PB NU), yakni Anwar Iskandar dan Amin Said Husni.
“Bisa saya simpulkan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini. Pertama, para kiai sepakat bahwa antara PB NU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris dan kultural,” kata Anwar Iskandar saat membacakan hasil kesepakatan di Jombang, Senin, 12 Agustus 2024.
Baca Juga :
PKB Nilai Tak Ada Penjegalan Apapun di Pilkada Jakarta
Kesepakatan kedua, kata dia, para kiai meminta PB NU segera mengambil langkah strategis dalam rangka perbaikan PKB. Kesepakatan ini diambil setelah para kiai merasa bahwa PKB selama ini makin jauh dari marwah utama saat partai itu didirikan.
Baca Juga :
PKB Bakal Gelar Muktamar di Bali, 65 Pimpinan Parpol Luar Negeri Dijadwalkan Hadir
Amin Said Husni menambahkan, karena didirikan PB NU maka kepengurusan PKB mulai level DPP hingga bawah semestinya hampir sama dengan struktur di NU.
“Ada rais syuriah di PKB dinamakan dewan syuro. Ada tanfidziyah di PKB dinamakan dewan tanfidz. Hanya beda nama dikit, tapi fungsinya hampir sama,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini fungsi dewan syuro telah dikebiri di PKB, padahal dewan syuro harusnya menjadi penentu utama partai. “Dulu sama dengan NU, malah calon ketua dewan tanfidz harus seizin dewan syuro. Tapi sekarang ketua dewan tanfidz penunjukan DPP yang dalam hal ini ketua umum,” kata dia.
Keputusan organisasi, katanya, harusnya juga sama dengan NU, yakni harus ada tanda tangan empat orang, yakni ketua dewan syuro, sekretaris dewan syuro dan ketua tanfidz serta sekretaris tanfidz.
“Tapi sekarang, dewan syuro tidak lagi harus menandatangani semua keputusan partai,” ujar dia.
Para kiai yang hadir di Tebuireng, Jombang, ini juga mengungkapkan beberapa fakta bahwa PKB memang sudah terlalu jauh meninggalkan NU. “Padahal dulu kami di bawah mendirikan PKB itu musuhnya kader partai lain dan diancam carok, tapi kini mereka seakan tidak lagi butuh NU,” kata dia.
Di tempat terpisah, puluhan anggota dewan syuro dan mantan Dewan Syuro PKB se-Jawa juga berkumpul. Mereka ditemui langsung Amin Said Husni. Mereka mengadu kepada PB NU karena selama ini peran Dewan Syuro di PKB ditiadakan.
“Saya bicara dan mengobrol dengan teman-teman Dewan Syuro di Jawa Barat. Kami hanya berfungsi pengawasan dan terbatas,” kata Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Cirebon Lutfi Andalusie.
Untuk itu, dia dengan puluhan anggota dewan syuro lainnya mengadu ke PB NU. Dengan itu diharapkan segera ada perbaikan di tubuh PKB. “Kami menginginkan PBNU mengambil langkah-langkah konkret,” kata Lutfi.
Hasil dari pertemuan di Pesantren Tebuireng, Jombang, dan pertemuan di Hotel Yusro selanjutnya disampaikan kepada PB NU.
Pertemuan di Pesantren Tebuireng, Jombang, dihadiri para kiai, di antaranya Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri Anwar Manshur, pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Abdul Hakim Mahfudz serta para Rais Syuriah PCN U maupun kiai pesantren dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan. (ant)
Halaman Selanjutnya
“Ada rais syuriah di PKB dinamakan dewan syuro. Ada tanfidziyah di PKB dinamakan dewan tanfidz. Hanya beda nama dikit, tapi fungsinya hampir sama,” katanya.