Kamis, 18 Juli 2024 – 06:04 WIB
Jakarta – Pendaftaran calon pimpinan (capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 telah ditutup pada Senin, 15 Juli 2024.
Baca Juga :
5 Fakta Sopir Ambulans RSUD Sintang Tega Turunkan Jenazah di SPBU Sopir Ambulans
Tim Panitia Seleksi (Pansel) Capim dan Dewas KPK menyebutkan, sejak pendaftaran pada 26 Juni 2024 hingga penutupan pada 15 Juni 2024 pukul 23.59 WIB, total terdapat 525 orang pendaftar. Ada sebanyak 318 orang yang mendaftar sebagai Capim KPK. Kemudian, 207 orang mendaftarkan diri menjadi calon Dewas KPK.
Para pendaftar datang dari berbagai kalangan, di antaranya dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Terdapat empat jenderal polisi yang mendaftar capim KPK tahun ini.
Baca Juga :
Heboh Pesta Perceraian Meriah di Lampung, Geger Isi Kamar Kos Bikin Merinding
Mereka adalah Komisaris Jenderal Polisi Setyo Budiyanto, Komisaris Jenderal Polisi Ridwan Zulkarnain Panca, Inspektur Jenderal Polisi Djoko Poerwanto dan Inspektur Jenderal Polisi Didik Agung Widjanarko.
Baca Juga :
KPK Ungkap Modus Potongan Dana Hibah Jawa Timur Hingga Sebabkan 21 Orang Jadi Tersangka
Berita mengenai profil empat jenderal polisi tersebut menjadi berita terpopuler di kanal Berita VIVA, Rabu, 17 Juli 2024.
Selain berita tentang profil empat jenderal polisi itu, sejumlah berita lainnya juga banyak menarik perhatian pembaca VIVA. Berikut ini lima berita terpopuler di kanal Berita VIVA, Rabu, 17 Juli 2024 yang dirangkum dalam tulisan round up:
1. Profil 4 Jenderal Polisi yang Ikut Seleksi Capim KPK, Ada Setyo Budiyanto sampai Agung Widjanarko
Pemilihan Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu menjadi sorotan publik, apalagi ketika nama-nama besar dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) turut ambil bagian.
Tahun ini, empat jenderal polisi telah maju dalam seleksi Capim KPK, membawa harapan dan tantangan tersendiri bagi masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Dengan latar belakang pengalaman yang beragam, keempat jenderal ini menawarkan kombinasi unik dari penegakan hukum yang ketat, kepemimpinan yang kuat, dan diharapkan tak tergoyahkan terhadap integritas. Baca berita selengkapnya di sini.
2. Pengakuan Sopir Ambulans RSUD Sintang yang Minta Biaya Tambahan saat Antar Jenazah Bayi
Suwardi, sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang mengaku bersalah atas tindakannya yang meminta biaya tambahan kepada keluarga pasien.
Suwardi pun mengakui telah meminta biaya tambahan di luar Perbup untuk bayar BBM mobil ambulans saat mengantar jenazah bayi ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
“Saya meminta uang untuk mengganti selisih harga BBM yang dibeli menggunakan uang pribadi,” jelas Suwardi, Selasa 16 Juli 2024. Baca berita selengkapnya di sini.
3. Felix Siauw Singgung Pertemuan Gus Yahya dengan PM Israel Netanyahu: Yang Muda jadi Ikutan
Ustadz sekaligus aktivis Islam Felix Siauw menyinggung pertemuan pimpinan PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu pada 2018 lalu.
Polemik ini muncul ketika 5 tokoh muda NU atau Nahdliyin bertemu presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu lalu.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menegaskan kalau pertemuan kelima tokoh muda NU atau nahdliyin itu tidak terkait dengan PBNU. Baca berita selengkapnya di sini.
4. 3 Polisi Gadungan di Serang Ditembak gegara Melawan Pakai Sajam saat Ditangkap
Tiga pria polisi gadungan diciduk aparat dengan terpaksa ditembak karena coba melawan saat hendak ditangkap. Tiga pelaku melawan dengan menggunakan senjata tajam saat ditangkap.
Tiga pelaku tersebut berinisial JN (25), KA (28) dan DD (30). Mereka merupakan warga Kabupaten Serang, Banten.
Dalam aksinya, kawanan pelaku sengaja mencari mangsa dengan cara berkenalan di Facebook. Kemudian, pelaku mengajak korban bertemu di suatu lokasi. Baca berita selengkapnya di sini.
5. PDIP Pertanyakan Motif Mundurnya Gibran dari Wali Kota Solo: Aneh
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Sitorus mempertanyakan alasan Gibran Rakabuming Raka mundur sebagai Wali Kota Solo. Menurutnya, keputusan yang diambil Gibran itu sangat aneh.
“Ini menurutku keputusan yang sangat aneh dan patut dipertanyakan apa sih motifnya gitu lho,” kata Deddy saat dihubungi wartawan pada Rabu, 17 Juli 2024.
Deddy menilai, Gibran seharusnya menyelesaikan lebih dulu masa tugasnya sebagai Wali Kota Solo yang hanya tersisa beberapa bulan saja. Bukan memilih mundur jelang pelantikan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 pada Oktober mendatang. Baca berita selengkapnya di sini.
Halaman Selanjutnya
1. Profil 4 Jenderal Polisi yang Ikut Seleksi Capim KPK, Ada Setyo Budiyanto sampai Agung Widjanarko