Imam Masjidil Haram yang Ahli Matematika Menjadi Khatib Khutbah Arafah di Masjid Namirah

by -49 Views

Sabtu, 15 Juni 2024 – 05:10 WIB

Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci mengumumkan bahwa khatib atau penceramah pada khutbah Arafah di Masjid Namirah pada hari Arafah, 9 Zulhijah 1445 Hijriah/15 Juni 2024 adalah Imam Syekh Maher bin Hamad Al-Mu’aiqly.

Imam Syekh Maher Al-Muaiqly akan memberikan khutbah Arafah setelah salat Zuhur di Masjid Namirah, yang terletak di barat Jabal Rahmah (Bukit Arafah).

Syekh Maher adalah salah satu Imam di Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi. Dia lahir di Kota Madinah pada tahun 1969 dan berasal dari marga Al Muaqily dari Yanbu.

Syekh Maher dikenal mahir dalam ilmu matematika dan mengajar mata pelajaran tersebut setelah menyelesaikan pendidikan tinggi. Selain itu, sebagai imam Masjidil Haram, Dia juga memiliki hafalan Al Quran yang sangat kuat.

Syekh Maher melanjutkan studi agama di Makkah dan meraih gelar Master pertama, kemudian Doktor dari Universitas Umm Al Qurra pada tahun 2012. Dia telah memimpin salat di berbagai Masjid di Makkah dan Madinah, termasuk memimpin Tarawih di Masjid Al Nabawi pada tahun 2005 dan 2006.

Pada tahun 2007, Syekh Maher diangkat sebagai pemimpin Tarawih di Masjid Al Haram, Makkah, dan kemudian menjadi Imam Tetap setelah Ramadhan. Dia juga diangkat sebagai khatib Masjid Al Haram pada Ramadhan 2016/1437 setelah keputusan dari Raja Salman.

Syekh Maher kemudian diangkat sebagai Wakil Haji Khatib di Masjid Al Namirah pada tahun 1444/2023 dan ditunjuk sebagai khatib untuk menyampaikan khutbah Arafah di Masjid Al Namirah pada tahun 2024/1445.

Untuk penyampaian khutbah Arafah, Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengumumkan bahwa khutbah Arafah pada puncak ibadah haji tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi akan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa, lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Inisiatif tersebut diprakarsai oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman sebagai proyek terjemahan bahasa terbesar di dunia.

Proyek ini diluncurkan pada tahun 2018 dengan menawarkan terjemahan khutbah Arafah dalam lima bahasa, namun saat ini telah berkembang dengan terjemahan dalam 50 bahasa dalam kurun waktu kurang dari satu dekade. Hal ini mencerminkan dedikasi Kerajaan Arab Saudi dalam menyebarkan pesan moderasi dan nilai-nilai Islam secara global.