Program Makan Gratis Berpotensi Membuat 1,8 Juta Peluang Kerja

by -73 Views

Program Makan Gratis Nasional di Sekolah sebenarnya bukanlah hal baru yang diusulkan. Namun, program ini perlu dikembangkan karena memiliki potensi dan manfaat turunan yang besar, termasuk menciptakan lapangan kerja baru.

Menurut Indonesia Food Security Review (IFSR), Program Makan Gratis Nasional di Sekolah pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada tahun 1997 dengan nama Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah, dan kemudian dilanjutkan pada tahun 2010 dengan nama Revitalisasi PMTAS.

Pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan WFP Indonesia untuk program Local Food-Based School Meals yang memberikan makanan siswa berbasis pangan lokal. Selanjutnya, pada tahun 2016, dilakukan program Perbaikan Gizi untuk Anak Sekolah (Progas).

I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, Co-Founder Indonesia Food Security Review, menyatakan bahwa program-program tersebut telah terbukti memberikan dampak positif dalam memperkuat sistem perlindungan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun, program ini masih terkendala oleh payung hukum berupa undang-undang untuk menjaga kelangsungan program ini lintas pemerintah.

Menurut Badan Pangan PBB (UN WFP), jika Program Makan Siang di Sekolah dilaksanakan dengan baik, dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak, kesejahteraan komunitas, kesetaraan gender, mendukung ekonomi nasional, serta stabilitas sosial.

Untuk menjalankan program ini dengan sukses, diperlukan peningkatan di berbagai aspek, seperti prioritas penerima manfaat, kerangka kebijakan yang jelas, pendanaan jangka panjang, peningkatan kapasitas dan koordinasi pemangku kepentingan, keterlibatan masyarakat, serta partisipasi masyarakat.

Dari sisi ekonomi dan lapangan kerja, Program Makan Gratis Nasional di Sekolah diyakini memiliki dampak besar. Menurut sebuah studi dari World Food Program, setiap US$ 1 yang dikeluarkan untuk program ini akan menghasilkan dampak ekonomi sebesar US$ 9, yang terdiri dari penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, serta peningkatan kesehatan dan perbaikan kesetaraan gender.

Dalam hal anggaran, diperkirakan anggaran per tahun untuk program ini mencapai US$ 26,4 miliar atau sekitar Rp 400 triliun, dengan multiplier ekonomi sebesar 1,5 kali dan anggaran baru, maka dampak pertumbuhan ekonomi tambahan diperkirakan mencapai 2,6%. Program ini juga diestimasi dapat menciptakan 1,8 juta tenaga kerja langsung, belum termasuk petani, nelayan, peternak, dan UMKM.

Dewa juga menambahkan bahwa dana sekitar Rp 400 triliun tidak terlalu besar, hanya sekitar 2% dari PDB, sehingga negara perlu mencari tambahan pendapatan negara kurang dari 2% dari PDB selama ini.

Dengan potensi dampak besar terhadap kesehatan anak-anak, ketahanan pangan, dan ekonomi nasional, Program Makan Gratis Nasional di Sekolah perlu dikembangkan dan diperluas ke depannya. MainActivity dari Dewa Made Agung Kertha Nugraha dan Indonesia Food Security Review. Sumber: investor.id