Kronologi Tragedi Papua: Penyanderaan Pilot Susi Air dan Proses Pembebasannya yang Berlarut-larut

by -82 Views

Pada bulan Februari 2023, Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mahrtens dari Selandia Baru diculik dan disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Bandara Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua pada tanggal 7 Februari 2023. Sebelum disandera, Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mahrtens terbang dari Timika menuju Paro dengan pesawat Pilatus Porter PC6/PK-BVY membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan mencapai 452 kilogram.

Pesawat tiba di Bandara Paro sekita pukul 06.17 WIT bersama dengan 5 penumpang. Setelah mendarat, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) langsung mendatangi pesawat dan melakukan penahanan serta penyanderaan terhadap pilot. Kemudian KKB membakar pesawat Susi Air yang sedang berada di runway.

Pihak kepolisian membenarkan bahwa Pilot Susi Air berserta 5 penumpang pesawat disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata. Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakiri menjelaskan bahwa saat ini pilot sedang dalam proses pencarian dan belum diketahui keberadaannya.

Sampai saat ini, aparat keamanan TNI-Polri dan pemerintah masih berupaya melakukan pembebasan terhadap pilot tersebut, namun belum berhasil sampai sekarang.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan memastikan bahwa kondisi pilot Susi Air Philip Mark Mahrtens dalam keadaan baik walau sudah hampir 11 bulan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Upaya negosiasi masih terus dilakukan oleh pihak TNI-Polri dan pemerintah, namun belum berhasil membebaskan Philip dari KKB. Pemerintah terus melakukan negosiasi dan mendekatkan diri untuk membebaskan pilot Susi Air Kapten Philip.

Upaya pembebasan terus dilakukan dengan mengedepankan proses negosiasi dan pendekatan persuasif. Penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mahrtens menjadi sorotan publik karena banyak menimbulkan korban di pihak TNI-Polri akibat kontra tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.