Selasa, 19 Desember 2023 – 16:09 WIB
Mesir – Otoritas pemilu Mesir mengumumkan pada Senin, 18 Desember 2023, bahwa Presiden Abdel Fattah El-Sisi kembali memenangkan pemilu.
El-Sisi kembali memenangkan suara sebesar 89,6 persen suara, kata Otoritas Pemilihan Umum Nasional. Hal itu berarti, 39 juta warga Mesir memilih mantan panglima militer, yang telah memerintah negara itu selama lebih dari satu dekade. Ini akan menjadi masa jabatan terakhir El-Sisi karena konstitusi Mesir hanya mengizinkan seorang presiden untuk menjabat selama tiga periode.
Dilansir dari The Cradle, Selasa, 19 Desember 2023, dia pertama kali dilantik pada tahun 2014 setelah penggulingan presiden pertama yang dipilih secara populer di negara itu, Mohammed Morsi. Setelah menjabat satu kali sebagai presiden, El-sisi kemudian terpilih kembali pada tahun 2018, dengan lebih dari 90 persen suara.
Pemilu Mesir terjadi ketika negara tersebut sedang berjuang mengatasi krisis ekonomi, yang berlangsung lama, dan mempertahankan posisi lamanya sebagai mediator antara Palestina dan Israel.
Selain itu, perekonomian Mesir telah memburuk setelah perang di Gaza, hingga Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa mereka secara serius mempertimbangkan untuk meningkatkan pinjamannya ke Mesir.
“Konflik ini menghancurkan populasi dan perekonomian Gaza serta berdampak buruk pada perekonomian Tepi Barat dan juga menimbulkan kesulitan bagi negara-negara tetangga seperti Mesir, Lebanon, dan Yordania, karena hilangnya pariwisata dan biaya energi yang lebih tinggi,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva sebelumnya. Perjuangan ekonomi Mesir berpotensi bertambah buruk di tengah serangan Ansarallah Yaman di Laut Merah, yang memaksa kapal-kapal mengambil rute panjang mengelilingi Afrika, bukan melalui Terusan Suez, yang merupakan sumber pendapatan penting bagi Mesir.
Kairo juga telah menangani rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke gurun Sinai. Hal itu membuat El-Sisi mengancam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memutuskan hubungan diplomatik.
“Rakyat Mesir mengungkapkan kekhawatirannya bahwa krisis di perbatasan mereka dengan Gaza akan mengakibatkan ribuan pengungsi Palestina melintasi perbatasan dan berusaha mencari perlindungan di Sinai,” kata El-Sisi. “Mengungsi warga Palestina dari Jalur Gaza ke Sinai berarti memindahkan konflik dan pembunuhan dari Gaza ke Sinai, dimana Sinai menjadi basis untuk melancarkan operasi melawan Israel, dan dalam hal ini, Israel berhak untuk mempertahankan diri, sehingga mereka mengarahkannya, menyerang wilayah Mesir,” pungkasnya.