Perang di Gaza Berlanjut, Sekjen PBB Meragukan Kredibilitas Dewan Keamanan

by -135 Views

Senin, 11 Desember 2023 – 11:35 WIB
New York – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan bahwa kredibilitas dan otoritas Dewan Keamanan PBB telah rusak parah akibat konflik di Gaza. “Otoritas dan kredibilitas Dewan Keamanan rusak berat sampai resolusi pun tidak diimplementasikan,” kata Guterres mengenai resolusi PBB yang disahkan sebelumnya yang menyerukan bantuan kemanusiaan yang lebih banyak. Dalam Forum Doha yang diadakan di Qatar pada Minggu 10 Desember 2023, Guterres mengecam “diamnya” Dewan Keamanan PBB terhadap konflik di Gaza.

“Serangan mengerikan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, yang diikuti bombardemen tanpa henti oleh Israel di Gaza, ditanggapi dengan bungkamnya Dewan Keamanan. Setelah lebih dari satu bulan, Dewan akhirnya mengeluarkan resolusi tersebut, dan saya menyambut baik,” kata dia, tapi menyesalkan bahwa resolusi itu tak bisa diterapkan.

Guterres menggarisbawahi bahwa tidak ada tempat berlindung yang aman bagi warga sipil Gaza. Dia menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza di tengah bombardemen Israel di wilayah Palestina.

“Sekjen PBB itu memperkirakan ‘ketertiban umum akan segera runtuh dan situasi yang lebih buruk bisa terjadi, termasuk epidemi dan bertambahnya arus pengungsian massal ke Mesir.’ Guterres meminta Dewan Keamanan PBB melakukan tekanan guna mencegah bencana kemanusiaan. Dia juga menegaskan kembali ‘seruannya agar gencatan senjata kemanusiaan diumumkan.’

“Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB pada Jumat yang menuntut gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah i Jalur Gaza ketika jumlah korban tewas terus bertambah.

“Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu berakhir. Hampir 18 ribu warga Palestina tewas dan lebih dari 49.229 lainnya terluka akibat serangan tanpa henti Israel di Gaza sejak 7 Oktober setelah Hamas. Korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang. (Ant/Antara)