Misi Pemimpin Hamas untuk Mewujudkan Perang Permanen Melawan Israel

by -109 Views

Jumat, 10 November 2023 – 11:24 WIB

Palestina – Para pemimpin tertinggi Hamas menyatakan bahwa mereka tidak lagi memiliki kemauan untuk memerintah Jalur Gaza. Mereka juga enggan memperbaiki kehidupan 2 juta warga di sana yang sebagian besar hidup dalam garis kemiskinan yang parah.

Namun, mereka justru ingin terlibat dalam perang permanen dengan Israel untuk mendukung perjuangan Palestina yang saat ini masih belum merdeka. Hal ini diungkapkan oleh Khalil al-Hayya, anggota pimpinan tertinggi Hamas, dalam wawancara dengan New York Times.

Al-Hayya membela serangan mendadak kelompok militan tersebut pada 7 Oktober lalu yang memicu perang dengan militer Israel. Ia mengatakan bahwa tujuan perang dengan Israel saat ini adalah untuk mengangkat masalah Palestina yang mulai dilupakan oleh dunia internasional.

“Kami telah berhasil membawa masalah Palestina kembali ke meja perundingan, dan sekarang tidak ada satu pun orang di kawasan ini yang merasa tenang,” ujar Khalil al-Hayya, yang berbicara langsung dari Qatar.

Meskipun demikian, dalam laporan New York Times, para petinggi Hamas juga menyatakan sedikit minat mereka untuk memerintah Jalur Gaza atau menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh jutaan warga di sana, seperti air dan listrik.

“Saya berharap keadaan perang dengan Israel akan menjadi permanen di seluruh perbatasan dan dunia Arab akan mendukung kami. Hamas, Qassam, dan kelompok perlawanan membangunkan dunia dari tidur nyenyaknya dan menunjukkan bahwa masalah ini harus tetap didiskusikan,” kata Taher El-Nounou, penasihat media Hamas.

“Perang ini bukan karena kami menginginkan bahan bakar atau pekerja. Tidak bertujuan untuk memperbaiki situasi di Gaza. Bertujuan untuk menggulingkan situasi sepenuhnya,” tambah Taher.

Sebagaimana diketahui, peperangan di Jalur Gaza bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menyebabkan 1.400 orang tewas dan ratusan lainnya ditawan. Israel langsung merespons dan memulai perang ke wilayah Jalur Gaza.

Hingga saat ini, korban jiwa di Palestina sudah lebih dari 10.300 jiwa dengan mayoritas anak-anak dan perempuan. Pejabat Israel juga menolak gencatan senjata hingga para sandera yang diculik Hamas dibebaskan.

Source: middleeastmonitor.com