Jumat, 3 November 2023 – 17:04 WIB
Jenewa – Misi Pengamat Permanen Palestina untuk PBB di Jenewa mengaku terkejut dengan “kurangnya tindakan dari komunitas internasional” terhadap meningkatnya kekerasan di Gaza sejak 7 Oktober. “Kami terkejut dengan lambannya komunitas internasional dalam menghadapi perang ini,” kata Dima Asfour, sekretaris pertama misi tersebut dalam konferensi pers di Jenewa. Asfour mengkritik sejumlah negara Barat yang mendukung Israel.
“Di Barat, secara umum, kami melihat pemerintah-pemerintah saling berlomba untuk memberikan dukungan politik, militer, dan diplomatik yang paling banyak kepada Israel, ketika Israel terus melakukan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina seperti yang sudah dilakukannya sejak 1948,” kata dia. “Hukum internasional dengan jelas menyebut ada pelanggaran berat yang dilakukan oleh Israel,” kata dia.
Dia menilai kredibilitas aturan tersebut tergantung pada bagaimana negara-negara menerapkannya dalam kondisi apapun, bukan karena kenyamanan atau keuntungan politik. “Ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Aturan-aturan itu membutuhkan kepemimpinan yang serius dan tanggung jawab,” desaknya. “Tidak ada pejabat pemerintah yang tidak ingin dimintai pertanggungjawaban dalam pembunuhan massal warga sipil Palestina.”
Tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza sejak serangan udara tanpa henti menyusul serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober. Hampir 10.600 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk setidaknya 9.061 warga Palestina dan 1.538 warga Israel. Selain itu, pasokan bahan pokok bagi 2,3 juta penduduk di Gaza semakin menipis karena diblokade Israel. (Ant/Antara)
Gejolak Bantuan Militer Rp 225 Triliun untuk Israel, Kongres AS Terbelah
DPR Amerika Serikat (AS) menyetujui paket bantuan militer senilai hampir US$14,5 miliar atau setara dengan Rp228,5 triliun