Maroko mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatiran mereka terhadap kampanye pembunuhan yang dilakukan oleh Israel, serta mengutuk ketidakpedulian masyarakat internasional terhadap penderitaan dan pembunuhan warga Palestina. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Maroko pada Kamis, 2 November 2023, mereka menyayangkan situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza akibat terus-menerusnya pemboman oleh Israel terhadap tempat-tempat ibadah, rumah sakit, dan kamp pengungsi. Salah satu kamp pengungsi yang menjadi target serangan adalah kamp pengungsi Jabalia yang diserang oleh Israel selama dua hari.
Peluncuran roket dan peluru ke bangunan sipil secara acak telah meningkat, memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi. Penduduknya mengalami kekurangan air, listrik, dan bahan bakar, sehingga situasi kemanusiaan sangat buruk. Maroko menanggapi agresi Israel ini dengan menekankan bahwa tindakan eskalasi yang dilakukan oleh Israel bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional dan nilai-nilai kemanusiaan yang sama.
Maroko mengutuk perluasan konflik di wilayah Palestina dan penyebaran kekerasan yang berbahaya ke wilayah tetangga yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan secara keseluruhan. Mereka juga menyesalkan kelambanan komunitas internasional dan kegagalan Dewan Keamanan dalam memenuhi tanggung jawabnya. Maroko mengutuk ketidakefektifan negara-negara berpengaruh dalam mengakhiri situasi buruk di Gaza.
Pernyataan tersebut juga memperbarui dukungan Maroko terhadap perjuangan Palestina dan otoritas Palestina, serta menyerukan deeskalasi yang akan mengarah pada gencatan senjata. Pemerintah Maroko juga menyerukan fasilitasi akses kemanusiaan tanpa hambatan dan pembebasan tahanan.
Kampanye pembunuhan Israel di Gaza telah menewaskan hampir 8.800 orang, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak, dalam waktu hampir sebulan sejak 7 Oktober. Meskipun ada seruan gencatan senjata dari PBB, LSM, kelompok sayap kanan, dan jutaan pengunjuk rasa di seluruh dunia, Israel terus menargetkan warga sipil dengan menembaki kamp pengungsi, rumah sakit, dan permukiman warga. Situasi yang mengerikan ini telah menimbulkan frustrasi dan kemarahan di antara banyak orang, termasuk negara-negara yang menarik duta besar mereka untuk memprotes penolakan Israel terhadap gencatan senjata. Yordania, Chili, Kolombia telah menarik kembali utusan mereka untuk Tel Aviv, sementara Bolivia telah memutuskan hubungan dengan Israel atas pembantaian yang terjadi di Gaza.