Rabu, 1 November 2023 – 14:09 WIB
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, beras menjadi penyebab inflasi selama tiga bulan terakhir atau sejak Agustus hingga Oktober 2023. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan hal ini.
Pudji menjelaskan, inflasi beras pada bulan Oktober 2023 sebesar 1,72 persen secara bulanan atau month to month (mtm), dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen.
“Beras merupakan komoditas yang paling berkontribusi terhadap inflasi selama tiga bulan terakhir sejak Agustus hingga Oktober 2023 ini,” kata Pudji dalam konferensi pers pada Rabu, 1 November 2023.
Pudji juga menjelaskan bahwa inflasi beras ini terjadi di 87 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tetapi ada dua kota yang mengalami deflasi dan satu kota lainnya stabil.
“Dalam kumulatif selama tahun 2023, beras juga memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi sebesar 0,49 persen,” ujar Pudji.
Pudji melanjutkan bahwa harga gabah di tingkat petani pada bulan Oktober 2023 mengalami peningkatan sebesar 5,16 persen secara bulanan untuk Gabah Kering Panen (GKP). Sedangkan secara tahunan, GKP mengalami peningkatan sebesar 27,95 persen. Selain itu, harga Gabah Kering Giling (GKG) juga naik 4,29 persen secara bulanan dan 29,24 persen secara tahunan.
“Harga beras di penggilingan pada bulan Oktober 2023 meningkat 3,31 persen secara mtm dan 29,24 persen secara year on year,” jelasnya.
Di tingkat grosir, harga beras naik 2,31 persen secara bulanan dan 22,64 persen secara tahunan. Sementara itu, harga beras di tingkat eceran juga mengalami kenaikan.
“Harga beras eceran pada bulan Oktober 2023 juga meningkat sebesar 1,72 persen secara mtm dan 19,12 persen secara year on year. Dengan demikian, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan,” ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
“Harga beras di penggilingan pada bulan Oktober 2023 meningkat 3,31 persen secara mtm dan meningkat 29,24 persen secara year on year,” jelasnya.
