Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Aptika Kominfo), Samuel Abrijani Pengerapan (SAP) mengingatkan masyarakat untuk lebih hati-hati dalam menerima informasi terkait Pemilu 2024. Menurutnya, saat ini sudah ada aplikasi yang menggunakan artificial intelligence (AI) untuk menciptakan hoaks dalam bentuk video yang hampir sempurna.
Samuel menjelaskan bahwa contohnya adalah video Presiden Jokowi yang diedit menggunakan Bahasa Mandarin. Padahal, video tersebut berusia dari tahun 2015 dan tidak berbahasa Mandarin. Ia pun mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati karena penggunaan AI dalam editing video semakin canggih. Ia juga menekankan pentingnya mencari informasi dari sumber terpercaya, terutama dari media-media terpercaya.
Samuel menyebut bahwa penyebaran hoaks, terutama yang memanfaatkan teknologi, bisa ditangkal dengan cara ini. Ia berpendapat bahwa para pengguna teknologi tentu saja sudah mulai memanfaatkannya. Ia juga menekankan bahwa berita-berita besar pasti akan diliput oleh media, sehingga informasi tersebut bisa menjadi acuan yang lebih terpercaya.